Internasional
Islamic Coordination Council (ICC) yang berlangsung di Kairo Mesir yang
berlangsung selama 3 hari (15-17 Juni 2013) ini akhirnya menghasilkan
beberapa resolusi dan sikap.
Dalam pernyataannya, Syeikh Dr. Yusuf
Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Sedunia sempat mengklarifikasi jika
dirinya mendukung Bassar Asad, Presiden Suriah. Menurutnya, isu itu sama
sekali tidaklah benar adanya.
Baginya, sejak awal, ia mendukung
perjuangan rakyat Suriah dalam meraih hak kebebasan sipilnya. Qaradhawi
juga menyeru kepada seluruh tentara Suriah untuk menghentikan
dukungannya terhadap Bassar Asad dan bersatu memperjuangkan revolusi
bersama rakyat Suriah.
Qaradhawi juga meminta negara-negara
Arab agar tidak membiarkan konflik Suriah berlarut-larut kondisi seperti
saat ini. Lebih jauh, Qaradhawi mengeritik gerak negara-negara Arab
yang lamban menangani masalah Suriah. Meski demikian, ia yakin, kelak
akan ada perlawanan massal dari negara-negara Arab melawan pemerintah
Suriah yang kini telah bekerjasama dengan Hizbullah, untuk membunuh
secara sadis rakyat Suriah.
Apalagi sudah jelas secara
terang-terangan mereka (Hizbullah) menganggap perang ini sebagai perang
sektarian melawan sekte kaum Ahlus Sunnah wal Jamaah.
“Perang di Suriah sebagai perang
terhadap umat Islam secara keseluruhan dan bukan saja terbatas pada
rakyat Suriah,” jelas Qaradhawi.
Di akhir sambutannya, Qaradhawy juga
meminta PBB dan Dewan Keamanan Internasional serta dunia Barat agar
mengambil sikap yang tegas kepada negara-negara yang jelas-jelas
mempersenjatai pemerintah Suriah untuk membunuh kaum Muslimin di sana.
“Seharusnya dunia Barat juga menegakan kebebasan dan keadilan di Suriah,” pintanya.
Senada dengan Qaradhawi, Syeikh Dr.
Mohammad Arifi, dari Ittihad ‘Alami Lidhuat (Ikatan Dai Internasional)
mengeluarkan kecaman terhadap para pemimpin Arab.
“Jika kalian sudah kehilangan harga diri
dan kehormatan untuk membela saudar-saudara kita di Suriah, maka
minimal kalian bebaskan rakyat Arab untuk bertindak membantu
saudara-saudaranya di Suriah, dan kalian akan disiksa di kubur jika
tidak membantu perjuangan rakyat Suriah saat ini,” tegas Arifi.
“Biarkanlah rakyat berangkat berjihad
dengan senjata ke Suriah. Umat ini tidak akan pernah sabar atas aksi
pembunuhan yang terus terjadi di Suriah secara membabi buta. Sebaliknya,
umat ini akan merekrut para pemuda jihad dari setiap negara Islam untuk
meraih kemenangan. Dan itu akan dimulai dengan jihad di tanah Syam.”
Arifi dengan sangat tegas- menyebut
Bassar Asad sebagai “anjing” dalam baris-baris bait syair yang
dibacakannya. Arifi juga mengingatkan bahwa terdapat sekitar 900 Sahabat
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang pernah hidup di bumi Syam
(Suriah). Karena itu, anak-anak yang mati terbunuh, para perempuan yang
diculik dan diperkosa adalah cucu-cucu para Sahabat Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam
Sementara itu, Syeikh Dr. Shofwat Hijazi, Wakil Ketua Ikatan Ulama
Ahli Sunnah menegaskan, bahwa organisasi yang dipimpinnya akan mengirim
brigade ( pasukan) jihad ke Suriah. Bahkan sebelumnya, sudah setahun
lebih organisasi ini aktif mengirim senjata untuk membantu para
mujahidin sunni di Suriah. Harapannya agar langkah ini memicu para
pemimpin Arab dan organisasi-organisasi Islam lainnya untuk menempuh hal
serupa.
Mereka meminta agar negara-negara Arab
untuk mengusir para Dubes Suriah yang masih berada di negara-negara
mereka. Hijazi menilai bahwa pemerintah Bassar sebagai pemerintahan yang
kafir.
Sedang Syeikh Usama Rifai, Ketua Ikatan
Ulama Muslimin Suriah menyimpulkan bahwa pada hakikatnya perang di
Suriah dinahkodai oleh Iran. Ambisi Iran di Suriah bukanlah akhir
segalanya akan tetapi awal untuk memuluskan proyek dan kepentingannya
syiah di kawasan Timteng secara umum.
Dan Syeikh Alamin El Hajj, Ketua Ikatan
Ulama Muslimin sempat mengatakan, konflik Suriah adalah persoalan kaum
Muslimin karena para mujahid yang berperang melawan rezim Bassar di
sana hakikatnya demi kepentingan Islam.
“Jihad di Suriah hukumnya wajib bagi seluruh umat,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Dr. Sholah Sultan,
Sekjen Majlis ‘Ala Syuun Islamiyah Mesir sempat mengatakan akan
direalisasikan tiga langkah kongkrit terkait konflik Suriah: Pertama,
mengirim brigade jihad dibawah kepemimpinan Dr. Showfat Hijazi, brigade
kemanusiaan dengan target mengumpulkan minimal satu Milyar Dolar AS dan
perjuangan jalur politik dibawah kepemimpinan Dr.Yusuf Qaradhawi.
Di akhir sambutannya Dr. Sholah meminta
kepada Dr. Yusuf Qardhawi sebagai Ketua Persatuan Ulama Muslim untuk
mengeluarkan orang-orang Syiah dari institusi yang dipimpinnya. Hal ini
langsung mendapatkan respon dan dukungan dari peserta muktamar.
Di sela-sela muktamar, ditayangkan film dokumenter bertajuk “Menyingkap Tabir Konflik Suriah.” Dalam film ini diperlihatkan sejumlah aksi brutal dan kekejaman tentara dan pasukan Bassar Asad dalam membunuh kaum Muslimin Sunni di Suriah serta campur tangan Iran dan Hizbullah dalam tragedi tersebut.
Di sela-sela muktamar, ditayangkan film dokumenter bertajuk “Menyingkap Tabir Konflik Suriah.” Dalam film ini diperlihatkan sejumlah aksi brutal dan kekejaman tentara dan pasukan Bassar Asad dalam membunuh kaum Muslimin Sunni di Suriah serta campur tangan Iran dan Hizbullah dalam tragedi tersebut.
1. Kewajiban syar’I umat muslim berjihad di Suriah
2. Perang di Suriah adalah perang terhadap Islam
3. Menyerukan persatuan umat muslim sunni
4. Apresiasi terhadap peran pemerintah Turki dan Qatar, dan seruan terhadap para pemimpin Arab dan
2. Perang di Suriah adalah perang terhadap Islam
3. Menyerukan persatuan umat muslim sunni
4. Apresiasi terhadap peran pemerintah Turki dan Qatar, dan seruan terhadap para pemimpin Arab dan
Organisai Negara Teluk (CCASG) untuk
membantu perjuangan rakyat Suriah.
5. Seruan terhadap umat Islam untuk memboikot produk-produk Iran.
6. Optimalisasi peran para ulama dan cendekiawan muslim untuk menyadarkan umat perihal hakikat konflik
5. Seruan terhadap umat Islam untuk memboikot produk-produk Iran.
6. Optimalisasi peran para ulama dan cendekiawan muslim untuk menyadarkan umat perihal hakikat konflik
Suriah.
7. Mengingatkan tentara Suriah akan haramnya darah kaum muslimin.
8. Mengingatkan PBB dan DK PBB akan peran yang seharusnya ditempuh dalam menangani konflik di
7. Mengingatkan tentara Suriah akan haramnya darah kaum muslimin.
8. Mengingatkan PBB dan DK PBB akan peran yang seharusnya ditempuh dalam menangani konflik di
9. Mengecam kepada segenap pihak yang mengklasifikasi dan menilai sebagian organisasi pejuang kebebasan rakyat Suriah sebagai aksi teroris dan terorisme.
10. Maksimalitas upaya dan peran organisasi-organisasi kemanusian dunia Islam dalam membantu perjuangan rakyat Suriah, khususnya dalam menangani para eksodos dan pengungsi Suriah.
11. Pembentukan tim khusus untuk memantau segala upaya dan realisasi dari hasil yang telah dicapai melalui muktamar ini.
Acara ini dihadiri lebih dari 500 tokoh
dan ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah dari 50 negara yang masing-masing
berafiliasi kepada 70 organisasi dan yayasan Islam di dunia. Seperti:
IUMS (Persatuan Ulama Sedunia) dibawah pimpinan Dr. Yusuf Qaradhawi,
Ittihad ‘Alami Lidhu’at (Ikatan Dai Internasional) yang diketuai oleh
Dr. Mohammad Al-Areefi, Rhabitah Ulama Muslimin (Ikatan Ulama Muslimin)
yang diketuai oleh Syeikh Al-Amin Alhajj, Rhabitah Alam Islamy,
Persatuan Internasional Ulama Al-Azhar, Ikatan Ulama Muslim Suriah
Ada 3 perwakilan Indonesia sebagai
peserta dalam muktamar ini, Dr. Zain An-najah (Dewan Dakwah
Indonesia), Ust. Farid Okbah, MA (MIUMI), Harman Tajang (Wahdah
Islamiyah).*/kiriman Harman Tajang, dari Kairo
0 komentar:
Posting Komentar