Rabu, 26 September 2012

Tanggungjawab Seorang Islam Kepada Pasangan Saudara Baru (Muallaf)

Belakangan ini kita melihat bilangan pernikahan campur semakin bertambah dalam masyarakat kita. Pernikahan campur di sini merujuk kepada seorang yang asal Islam ingin menikah dengan seorang yang bukan Islam dan kemudian pihak yang bukan Islam tersebut telah memeluk Islam sebelum pernikahan dan dikenali sebagai saudara baru.
Saudara baru tersebut boleh jadi dari bangsa Cina, India, Inggris dan lain-lain yang asalnya beragama Hindu, Kristian, Budha dan sebagainya. Media juga banyak menunjukkan kisah-kisah pernikahan lain agama di kalangan selebriti negara.
Artikel kali ini tidak bertujuan membincangkan isu perbedaan kaum atau agama sebaliknya ingin melihat kepada tanggungjawab orang Islam terhadap saudara barunya di dalam menangani permasalahan berkaitan rumah tangga yang dibina.
Pernikahan beda agama ini mempunyai beberapa kebaikan seperti anak-anak yang dilahirkan selalunya mempunyai paras muka yang comel dan berkemungkinan mempunyai tahap kebijaksanaan yang lebih tinggi.
Hakikatnya usaha mengajak saudara baru memeluk Islam adalah satu dakwah yang sangat tinggi ganjarannya. Namun begitu, ia tidak terhenti kepada selesainya pernikahan tersebut, pasangan yang asalnya Islam bertanggungjawab mendidik pasangannya untuk memahami dan menghayati serta berusaha beramal dengan ajaran agama terutama amalan asas seperti shalat lima waktu, berpuasa, menjaga kehormatan, meninggalkan mabuk2an dan sebagainya.
Pernikahan adalah ikatan untuk hidup sepanjang hayat dan ia terkait rapat dengan kesediaan menerima dan memberi hak dan tanggungjawab antara pasangan. Tidak dapat dinafikan ada di antara pasangan nikah beda agama yang berbahagia sehingga ke akhir hayat dan menjadi contoh untuk pasangan lain.
Bahkan ada saudara baru yang memeluk Islam di atas keikhlasan dan kesadaran cinta akan Islam setelah menjadi seorang Muslim dan jauh lebih baik dibandingkan dengan mereka yang dilahirkan Islam.

Penulis terpanggil untuk mengupas isu ini karena sejak akhir-akhir ini terdapat perkembangan yang agak banyak melibatkan permohonan cerai isteri-isteri yang merupakan saudara baru di Mahkamah Syariah.
Sesuatu yang amat menyedihkan apabila antara lain alasan–alasan permohonan cerai isteri-isteri tersebut bahwa suami tidak menjalankan tanggungjawab dalam menyediakan nafkah lahir isteri, suami yg seorang pemabuk, pemarah dan sering memukul isterinya, tidak shalat dan tidak berpuasa malah tidak membenarkan isteri tersebut mengikuti acara fardu ain di mana – mana untuk meningkatkan pengetahuan dan kefahamannya terhadap cara hidup Islam.

Ada juga di antara suami tersebut yang hidup secara tidak bermoral dan bertentangan dengan hukum islam, seperti tidak mempunyai pendapatan yang tetap tetapi berfoya-foya di kelab-kelab malam dan mendatangi rumah2 pelacuran serta perjudian. Apabila pulang ke rumah, isteri sering dipukul dan suami telah meminta uang dari isteri untuk meneruskan kehidupannya yang tidak bermoral tersebut.

Ada juga di mana isteri yang bekerja dan mempunyai pendapatan sendiri telah disuruh berhenti bekerja dan diperintah oleh suami bahwa tugas seorang isteri yang beragama Islam adalah hanya tinggal di rumah, menjaga keluarga dan menyediakan makan minum dan pakaian suami serta diberikan amanah tidak boleh keluar dan berbicara dengan siapapun tanpa pengetahuan suami.
Perubahan cara hidup telah memberi kesan kepada sang istri dan apabila beliau tidak dapat bertahan lagi, isteri tersebut akan menghubungi teman2nya untuk mengumpat tanpa pengetahuan suami. Apabila suami mengetahuinya, isteri tersebut dimarahi, dipukul dan dikatakan tidak akan masuk syurga karena durhaka kepada suaminya. Apakah tindakan suami tersebut boleh dilakukan untuk melihat kecantikan Islam atau menyebabkan pandangan negatif terhadap Islam?

Terdapat juga yang menikah, tetapi selepas itu suami enggan bekerja dan mendesak isterinya menyediakan kebutuhan hidup untuknya.
Apabila malam, si suami keluar berfoya-foya dan minum arak sehingga mabuk. Apabila isteri menegur dan menasihati beliau, ia akan dijawab dengan caci maki dan pukulan demi pukulan oleh suami tersebut.
Akibat sering dipukul dan dikasari, isteri tersebut telah mengalami tekanan perasaan dan sering sakit. Tetapi si suami tidak menghiraukan bahkan membiarkan isteri sendirian untuk ke rumah sakit atas perbuatan sang suami.
Contoh-contoh di atas merupakan kesalahan besar sang suami yang sudah menikah dan hal ini sangat disesali.
Saudara2 baru yang menikah dengan orang Islam memerlukan didikan agar kecintaan dan kefahamannya kepada Islam akan bertambah subur hari demi hari.

Tetapi kekhilafan yang dilakukan oleh segelintir umat Islam telah menyebabkan nama baik agama turut tercemar, apa yang ditemui dari pasangannya dan cara pergaulannya adalah gambaran kepada ajaran Islam dan ia memberi kesan besar kepada mereka dalam menilai apakah sebenarnya Islam yang suci ini.
Justru, bagi orang Islam yang ingin menikah dengan yg beda agama, perlu melihat lebih jauh ke depan. Pasangan Islam itu sendiri perlu mempunyai kefahaman yang baik tentang Islam, memasang niat yang benar yaitu menikah demi syariat Islam dan  mendidik pasangannya ke arah sama-sama menghayati Islam.

Tanggungjawabnya sangat besar dan memerlukan usaha yang terus menerus.Kegagalan melayani saudara baru, memukul, tidak membenarkan isteri bekerja, mengambil uang istri sesuka hati, tidak menjalankan amalan syariat yg di ajarkan agama Islam, hidup bebas dengan arak dan zina. Hal tersebut yang akan menyebabkan saudara baru mempunyai persepsi salah mengenai Islam.

Tidak mustahil, saudara baru ini setelah bercerai akan berusaha kembali ke agama asalnya karena mereka tidak mendapat didikan moral, bahkan tidak dapat melihat kecantikan Islam dari pasangan yang dinikahinya. Bagaimana juga yang akan terjadi kepada anak-anak mereka setelah pasangan ini bercerai?
Justru, menjadi tanggungjawab besar seluruh umat Islam terutama pasangan suami atau isteri yang sudah beragama Islam untuk memberi kefahaman dan pendidikan tentang Islam kepada saudara baru tersebut. Kita juga mengharapkan agar pihak berwajib termasuklah pihak AGAMA  agar dapat memberi pengarahan kepada saudara baru selepas mereka menikah untuk melihat perkembangan mereka.

Semoga masalah2 kekhilafan umat Islam ini dapat berkurang pada masa-masa akan datang.
Aamiin,,,,,,,

0 komentar:

Posting Komentar