Ya Ukthyna..s'moga kisah ini mampu menjadi renungan buat kita s'mua......
Sejak dini, aku hidup sebagai pemabuk, tersesat dan ahli maksiat.
Menzalimi manusia, merampas harta orang lain, makan riba dan bahkan
menggebuki orang adalah pekerjaan harianku. Tak ada hari dalam hidupku
tanpa berbuat zalim terhadap manusia. Nyaris semua bentuk maksiat pernah
aku lakukan.. Bahkan terkadang orang-orang yang tinggal di sekitarku
ngeri mendegar namaku…
Aku ingin menikah
Pada suatu
hari, aku sangat ingin menikah karena merindukan punya anak yang akan
menghibur kehidupanku yang amat keras itu. Lalu, aku menikahi seorang
gadis di kotaku (Baghdad)dan setelah hampir setahun istrikupun
melahirkan seorang bayi wanita yang amat mungil lagi cantik. Bayi itu ku
beri nama“Fatimah”.
Entah bagaimana, aku amat mencintai
Fatimah, bahkan melebihi orang lain di sekitarku. Semakin Fatimah tumbuh
dengan sehat, imanku semakin tumbuh pula dalam hatiku dan maksiat
semakin berkurang dalam kehidupanku. Suatu hari, saat aku memegang gelas
yang isinya khamar (minuman yang memabukkan), Fatimah melihatnya. Ia
mencoba mendekatiku dan menghalangi akau meminum khamar tersebut. Aku
tidak tahu kenapa Fatimah bisa melakukan hal itu. Pasti, Allah lah yang
membuat Fatimah bisa berbuat seperti itu…
Fatimah semakin
besar. Imankupun semakin bertambah dalam hatiku… Setiap aku mendekatkan
diri pada Allah satu langkah, maka seperti itu pula aku menjauh dari
maksiat. Kondisi seperti itu terus berlanjut sampai Fatimah berusia tiga
tahun. Saat memasuki usia tiga tahun, tanpa sebab sakit sedikitpun,
Fatimah meninggal dunia….
Kembali mejadi ahli maksiat
Sungguh tak masuk akal… peristiwa “kematian Fatimah” membuatku putus asa
dan aku berbalik menjadi preman, lebih sadis dan kejam dari sebelum aku
menikah…Aku kehilangan kesabaran yang seharusnya dimiliki oleh orang
beriman saat menghadapi ujian. Aku gagal total dalam menghadapi ujian
itu…
Kali ini, hidupku kembali sebagai ahli maksiat dan
kezaliman. Bahkan lebih dahsyat dari sewaktu aku masih muda. Akhirnya,
setan benar-benar berhasil mempermainkan kehidupanku. Sampai pada suatu
saat, setan berkata padaku : "Hari ini, hari yang paling bahagia bagi
kamu. Kamu silahkan mabuk semabuk-mabukknya yang belum pernah terjadi
sepanjang hidupmu…"
Mimpi hari kiamat
Akupun bertekad
untuk mabuk dan minum khamar sebanyak-banyaknya. Sepanjang malam itu
kerjaku hanya minum dan minum khamar… Saat aku teler dan kemudian
ketiduran, tiba-tiba aku bermimpi. Dalam mimpiku, aku sedang menghadapi
sebuah peristiwa besar, yakni kiamat. Matahari tidak lagi memberikan
cahayanya ke bumi. Laut berubah menjadi api raksasa.. Di bumi terjadi
gempa yang amat dahsyat.. Semua manusia berkumpul di padang
mahsyar..Manusia sangat banyak dan hilir mudik bergelombang-gelombang.
Aku adalah salah satu di antara mereka.
Tiba-tiba, aku
mendengar suara orang yang memanggil Fulan bin Fulan.. "Ayo segera
menghadap yang Maha Perkasa"…Saat itu aku melihat ada orang yang hitam
pekat wajahnya karena sangat ketakutan.. Tak lama kemudian, aku
mendengar suara memanggil namaku sambil berkata :" Ayo, segera kamu
menghadap kepada yang Maha Perkasa"… Tiba-tiba saja semua manusia sangat
banyak itu menghilang dari sekelilingku… Tinggal aku sendiri di tengah
padang mahsyar yang amat luas itu.
Saat aku melihat ke suatu
arah, tiba-tiba aku melihat ULAR yang sangat besar dan garang sedang
menuju ke arah tempat aku berdiri sambil membuka mulutnya
lebar-lebar..Aku lari dan berlari menjauh dari kejaran ular tersebut
karena sangat takut, sampailah aku meihat seorang KAKEK yang sudah
sangat lemah.. Lalu aku berkata : "Bapak! Tolonglah aku dan selamatkan
aku dari ular itu!" Sang kakek berkata : "Wahai anakku, aku sendiri
sangat lemah dan tidak berdaya sama sekali.. Cobalah anda lari ke suatu
tempat di sana semoga ada yang bisa membantumu".. Akupun berlari ke arah
yang ditunjukkan kakek tersebut dan ular tersebut di belakangku, sedang
di hadapanku ada nyala api yang sangat panas..
Saat itu aku
berkata dalam diriku, kamu lari dari kejaran ular atau masuk ke dalam
api besar itu? Namun aku tetap berlari sedang ular itu semakin
menghampiriku.. Aku coba balik lagi ke arah tempat seorang kakek yang
menyarankan aku ke suatu tempat itu. Setelah melihatnya, aku berteriak
memanggilnya kembali sambil berkata kepadanya: "Demi Allah, tolonglah
selamatkan aku! Engkau berkewajiban menyelamatkanku"… Kakek itu pun
menangis karena sedih melihat kondisiku sambil berkata : "Aku ini sudah
sangat lemah, tidak mampu berbuat apa-apa, seperti yang kamu lihat
sendiri. Cobalah lari ke arah bukit sana, semoga kamu selamat.."
Akupun berlari sekencang-kencangnya ke arah bukit yang diisyaratkan
kakek tersebut…Sedangkan ular besar itu semakin mendekatiku. Setelah
mendekati bukit tersebut, aku mendengar riuh suara anak-anak sedang
beteriak memanggil anak-ku Fatimah sambil berkata : "Fatimah! Selamatkan
ayahmu! Selamatkan segera ayahmu!"
Tiba-tiba saja Fatimah
muncul di hadapanku. Seketika itu pula ketakutanku hilang dan rasa
bahagia masuk ke dalam dadaku karena bertemu anakku yang meninggal saat
berusia tiga tahun. Aku sangat bahagia karena bertemu anakku dan
menyelamatkanku dari kondisi sulit seperti itu.. Lalu Fatimah memelukku
dengan tangan kanannya sambil mengusir ular besar itu dengan tangan
kirinya. Aku seperti mayat (orang yang sudah mati) tak berdaya karena
ketakutan…
Setelah ular itu pergi, Fatimah tiba-tiba duduk di
atas pangkuanku persis seperti saat dia masih hidup dulu.. Lalu Fatimah
berkata :" Wahai ayahanda tercinta! Sudah saatnya orang-orang beriman
itu hati mereka khusyuk mengingat Allah.. (QS. Al-Hadid / 57 : 16)".
Setelah mendengarkan ucapan Fatimah, aku bertanya padanya : "Wahai
anakku, apakah gerangan ULAR BESAR itu? Lalu Fatimah menjawabnya: Itulah
AMAL KEJAHATANMU. Dengan kejahatan dan kezaliman, berarti ayahanda
sendiri yang membesarkannya dan nyaris ia memakan ayah..Tidakkah engkau
tahu wahai ayahku bahwa semua amal yang dilakukan di dunia akan muncul
dalam bentuk makhluk tertentu pada hari kiamat nanti? LAKI-LAKI yang
LEMAH itu, menggambarkan AMAL SHOLEH ayah yang tak seberapa.. Engkau
sendiri yang melemahkan dan mengerdilkannya sehingga ia menangis melihat
kondisimu dan tak mampu berbuat apa-apa padamu."
Kemudian
anakku meneruskan ucapannya : "Kalaulah bukan engkau sebagai orang tuaku
dan kalaulah bukan aku meninggal saat masih suci (anak-anak), tidak ada
lagi yang bermanfaat bagimu…."
Tobat dan kembali ke pangkuan Allah
Tiba-tiba aku terbangun sambil berteriak…"Saatnya ya Allah… Sekarang
saatnya aku tobat yaa Robb…Benar, kapan saatnya bagi orang beriman untuk
khusyuk hatinya mengingat Allah? Aku berjanji ya Allah…Sekarang juga
saatnya…"
Setelah fikiranku agak tenang aku mandi. Saat itu
persis waktu subuh. Setelah mandi, aku keluar rumah menuju masjid dekat
rumahku dengan semangat bertobat dan kembali kepada pangkuan Allah. Saat
aku masuk ke masjid, aku mendengar imam sedang membaca ayat persis
seperti yang dibaca anakku dalam mimpi :
أَلَمْ يَأْنِ
لِلَّذِينَ آَمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا
نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ
قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ
مِنْهُمْ فَاسِقُونَ
"Tidakkah sudah tiba saatnya bagi
orang-orang beriman untuk khusyuk hati mereka mengingat Allah dan
terhadap apa yang yang turun dari kebenaran (Al-Qur’an). Dan janganlah
mereka seperti orang-orang ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) sebelumnya,
maka lama masanya (mereka durhaka pada Allah), lalu hati mereka jadi
keras dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS. Al-Hadid/57
:16)
Itulah cerita Malik Bin Dinar sebagaimana yang Beliau
ceritakan sendiri. Seorang ulama besar zaman tabi’in (generasi setelah
sahabat) yang sebelumnya adalah preman besar. Beliau terkenal dengan
kebiiasaannya menangis sepanjang malam sambil berdoa :
Ilahi…
Engkau saja yang tahu siapa yang akan menjadi penghuni syurga dan siapa
pula yang akan menjadi penghuni neraka.. Yang manakah aku yaa Robb?
Yaa Allah! Jadikanlah aku penduduk syurga dan jangan jadikan aku penghuni nerakamu!
Itulah Malik Bin Dinar. Setelah taubat, beliau belajar Islam dengan
sungguh-sungguh sampai menjadi ulama besar di zamannya. Beliau terkenal
setiap hari berdiri di pintu masjid sambil berseru :
Wahai hamba yang melakukan maksiat dan dosa, kembalilah kepada Tuhannmu!
Wahai hamba yang masih lalai, kembalilah kepada Tuhanmu!
Wahai hamba yang lari dari Robb (Tuhan Penciptanya), kembalilah kepada-Nya!
Tuhanmu memanggilmu malam dan siang sambil berkata padamu :
Siapa yang datang dan mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal, maka aku akan mendekat padanya satu hasta…
Siapa yang mendekatkan diri pada-Ku satu hasta, maka aku akan mendekat kepadanya satu depa…
Siapa yang datang padaku sambil berjalan, maka Aku akan datang padanya sambil berlari…
Semoga Allah melunakkan hati kita untuk taubat dan segera kembali kepada-Nya… Amin..
Jumat, 03 Agustus 2012
~*-*~~TAUBATNYA SEORANG PREMAN (Kisah Nyata Ulama Besar di Baghdad)~~*-*~~
01.18
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar